SEBELUM MEMBACA ALANGKAH BAIKNYA KLIK GAMBAR LOGO STIKES BINA PUTERA BANJAR UNTUK MENGETAHUI LEBIH BANYAK TENTANG KAMPUS KAMI
ꜜꜜ
PERHITUNGAN KEBUTUHAN PERAWAT
DI SUSUN OLEH :
DIVI FAHRIZAL PAMUNGKAS
Hakekat Ketenagakerjaan
Hakekat ketenagakerjaan pada
intinya adalah pengeturan, mobilisasi potensi, proses motivasi, dan
pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal
ini berguna untuk tercapainya tujuan individu, organisasi, ataupun komunitas dimana
ia berkarya.
Keputusan
yang diambil tentang ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsaah yang
dianut oleh pimpinan keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja. Misalnya,
pandangan tentang motivasi kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan. Dari
pandangan tersebut akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan
gambaran pimpinan.
B. Prinsip – Prinsip Dalam
Ketenagakerjaan
1. Pembagian Kerja
Prinsip dasar untuk mencapai efisiensi
yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap orang memilik tugas tertentu. Untuk
ini kepala bidang keperawatan perlu mengetahui tentang :
a. pendidikan dan pengalaman
setiap staf
b. peran dan fungsi perawat yang
diterapkan di RS tersebut
c. mengetahui ruang lingkup
tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam organisasi
d. mengetahui batas wewenang
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
e. mengetahui hal- hal-hal yang
dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
f. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja
§ jumlah tugas yang dibebankan seseorang terbatas
dan sesuai dengan kemampuannya
§ tiap bangsal / bagian memiliki perincian
aktivitas yang jelas dan tertulis
§ tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas
§ variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis
atau erat hubungannya
§ mencegah terjadinya pengkotakkan antar
staf/kegiatan
§ penggolongan
tugas berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
g. Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia
harus melapor, minta bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta
dari siapa dia menerima tugas
2. Pendelegasian Tugas
Pendelegasian adalah
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam
batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai
tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti
manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu
lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan
dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan
manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang
lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk
memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian
akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan bagi staf
dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung jawab,
meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit dan
puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala bidang
keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal-hal
lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya
diri, memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat mencapai
pelayanan dan sasaran keperawatan melalui usaha orang lain
Walaupun pendelegasian
merupakan alat manajemen yang efektif, banyak pimpinan yang gagal mengerjakan
pendelegasian ini. Beberapa alasan yang menghambat dalam melakukan pendelegasian
:
§ meyakini pendapat yang salah “Jika kamu ingin
hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah sendiri”.
§ kurang percaya diri
§ takut dianggap malas
§ takut persaingan
§ takut kehilangan kendali
§ merasa tidak pasti tentang apa dan kapan
melakukan pendelegasian, mempunyai definisi kerja
yang tidak jelas
§ takut tidak disukai oleh staf, dianggap
melemparkan tugas
§ menolak untuk mengambil resiko tergantung pada
orang lain
§ kurang kontrol yang memberikan peringatan dini
adanya masalah, sehubungan dengan tugas yang didelegasika
§ kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal
mendelegasikan
§ kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap
staf, merasa staf kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan
tugas tersebut.
Dalam pendelegasian wewenang, masalah yang
terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat
dilimpahkan kepada staf.
Hal ini tergantung pada :
a. Sifat kegiatan ; untuk
kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada staf.
b. Kemampuan staf ; tugas yang
didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c. Hasil yang diharapkan ;
Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan mendelegasikan tanggung
jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan mendisiplin bawahan
baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas yang utuh dari pada
mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.
Beberapa petunjuk untuk melakukan pendelegasian
yang efektif :
a. jangan membaurkan dengan pelemparan tugas. Oleh karena
itu jangan mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya.
b. jangan takut salah
c. jangan mendelegasikan tugas
pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses
d. kembangkan tingkat keterampilan dan pengetahuan staf,
sehingga mereka dapat melakukan tugas yang didelegasikan
e. perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk
berhasil
f. antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah
pemecahan masalahnya
g. hindari kritik bila terjadi
kesalahan
h. berikan penjelasan yang jelas
tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan yang tersedia
i. berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah
terlaksana dengan baik
Langkah yang harus ditempuh agar dapat
melakukan pendelegasian yang efektif :
a. tetapkan tugas yang akan
didelegasikan
b. pilihlah orang yang akan diberi delegasi
c. berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
d. uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda
harapkan hasil tersebut
e. jelaskan batas wewenang dan
tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
f. minta staf tersebut
menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas yang
didelegasikan.
g. tetapkan waktu untuk
mengontrol perkembangan
h. berikan dukungan
i. evaluasi hasilnya
3. Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha,
sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat
terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan lain maupun dengan tenaga
dari bagian lain.
Manfaat
Koordinasi:
a. menghindari perasaan lepas
antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan lebih penting dari yang
lain
b. menumbuhkan rasa saling
membantu
c. menimbulkan kesatuan tindakan
dan sikap antar staf
Cara
koordinasi:
Komunikasi
terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan pelaporan, pembakuan formulir
yang berlaku.
4. Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber
daya, sering kepala bidang keperawatan mengalami kesulitan dalam mengatur dan
mengendalikan waktu. Banyak waktu pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh
karena itu perlu pengontrolan waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif.
Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
a. analisa waktu yang dipakai;
membuat agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan yang ada
b. memeriksa kembali
masing-masing porsi dari tiap aktifitas
c. menentukan prioritas
pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya serta tujuan yang akan
dicapai
d. mendelegasikan
Hambatan
yang sering terjadi pada pengaturan waktu
a. terperangkap dalam pekerjaan
b. menunda karena takut salah
c. tamu yang tidak terjadwal
d. telpon
e. rapat yang tidak produktif
f. peraturan “open door”
g. tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak
perlu
C. Perhitungan Tenaga Perawat
1. Hitunglah dengan menggunakan
formula (misal formula PPNI)
125% pada formula ini diasumsikan karena asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat di Indonesia masih berpola pada
tindakan yang banyak ke arah tindakan non keperawatan sehingga perlu
ditambahkan jumlahnya, selain itu diasumsikan bahwa kinerja keperawatan oleh
perawat Indonesia masih 75%.
Contoh:
Hasil analisis selama 6 bulan Pada ruangan dengan kategori medikal bedah didapatkan rata-rata pasien yang dirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang
Jawaban:
Dari data di atas kita sudah tahu untuk rata-rata pasien (TT x BOR) = 20 orang, dan langkah selanjutnya kita harus menghitung terlebih dahulu jam asuhan yang harus diberikan:
Hasil analisis selama 6 bulan Pada ruangan dengan kategori medikal bedah didapatkan rata-rata pasien yang dirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang
Jawaban:
Dari data di atas kita sudah tahu untuk rata-rata pasien (TT x BOR) = 20 orang, dan langkah selanjutnya kita harus menghitung terlebih dahulu jam asuhan yang harus diberikan:
Self Care = (5 x 1 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25 jam) = 11,25 jam
Partial Care = (10 x 3 jam) + (10 x 1 jam) + (10 x 0,25 jam) = 42,5 jam
Total Care = (5 x 6 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25) = 36,25 jam
Total Jam asuhan = 11,25 + 42,5 + 36,25 = 90 jam/20 pasien
Rata-rata jam asuhan = 4,5 jam
Maka Jumlah keseluruhan kebutuhan tenaga keperawatan adalah
TP=((4,5 x52x7x20)/(1640 jam) ) x 125% = 24,9 orang perawat
Dibulatkan
menjadi 25 orang perawat pelaksana
Catatan : Jumlah Perawat bukan hal yang utama dalam pemberian pelayanan tetapi terdapat aspek lain yang sangat berperan yaitu KOMITMEN PERAWAT dalam melaksanakan Asuhan.
Catatan : Jumlah Perawat bukan hal yang utama dalam pemberian pelayanan tetapi terdapat aspek lain yang sangat berperan yaitu KOMITMEN PERAWAT dalam melaksanakan Asuhan.
2. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg &
Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai
nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah
Pasien
|
Klasifikasi
Klien
|
||||||||
Minimal
|
Parsial
|
Total
|
|||||||
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
|
1
|
0,17
|
0,14
|
0,07
|
0,27
|
0,15
|
0,10
|
0,36
|
0,30
|
0,20
|
2
|
0,34
|
0,28
|
0,14
|
0,54
|
0,30
|
0,20
|
0,72
|
0,60
|
0,40
|
3
|
0,51
|
0,42
|
0,21
|
0,81
|
0,45
|
0,30
|
1,08
|
0,90
|
0,60
|
Dst
|
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17
orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan
ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang
dibutuhkan :
Minimal
|
Parsial
|
Total
|
Jumlah
|
|
Pagi
|
0,17
x 3 = 0,51
|
0.27
x 8 = 2.16
|
0.36
x 6 = 2.16
|
4.83
(5) orang
|
Sore
|
0.14
x 3 = 0.42
|
0.15
x 8 = 1.2
|
0.3
x 6 = 1.8
|
3.42
(4) orang
|
Malam
|
0.07
x 3 = 0.21
|
0.10
x 8 = 0.8
|
0.2
x 6 = 1.2
|
2.21
(2) orang
|
Jumlah secara keseluruhan perawat
perhari 11
Orang
|
3. Metode Gillies
Gillies
(1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut :
Jumlah jam
keperawatan rata
rata jumlah
yang dibutuhkan
klien/hari x klien/hari x hari/tahun
Jumlah
hari/tahun - hari
libur x jmlh jam
kerja
Masing2 tiap
perawat
Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
= jumlah
jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun
= jumlah
perawat di satu unit
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien
perhari adalah :
1. waktu keperawatan langsung
(rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian adalah :
keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan
total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan intensif (intensive
care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2. Waktu keperawatan tidak
langsung
· menurut
RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
· menurut
Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1
jam/klien/hari
3. Waktu penyuluhan kesehatan
lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat
di suatu unit berdasarkan rata - rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate
(BOR) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS
dalam waktu tertentu x
100 %
Jumlah tempat
tidur x 365 hari
5. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.
6. Hari libur masing-masing
perawat per tahun, yaitu : 73 hari (
hari minggu/libur = 52 hari (
untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan
hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional
= 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).
7. Jumlah jam kerja tiap perawat
adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari
maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
8. Jumlah tenaga keperawatan
yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk antisipasi kekurangan
/cadangan ).
9. Perbandingan profesional
berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
Contoh
1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2. Rata rata = 17 klien / hari
(3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang denganketergantungan
partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
3. Jumlah jam kerja tiap perawat
= 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerjaperhari
40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
4. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur
nasional)
Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan
minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan
partial = 8 orang x 3 jam
= 24 jam
- Ketergantungan
total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah
jam =
63 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam =
17 jam
Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 =
4,25 jam
Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari
:
63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari
17 orang
Jadi,,
Jumlah tenaga yang dibutuhkan
:
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 =
15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x
7 2044
Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara
keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan
vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang
4. Pedoman cara perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (DepKes RI, 2005)
a. Pengelompokan unit kerja
rumah sakit
Kebutuhan
tenaga keperawatan (perawat dan bidan)harus memperhatikan unit kerja yang ada
di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah
sakit sebagai berikut :
1) Rawat inap dewasa
2) Rawat inap anak/perinatal
3) Rawat inap intensif
4) Gawat darurat (IGD)
5) Kamar bersalin
6) Kamar operasi
7) Rawat jalan
b. Model pendekatan dalam
perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa
model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap rumah sakit.
Cara
perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1) Tingkat ketergantungan pasien
berdasarkan jenis kasus
2) Rata pasien per hari
3) Jam perawatan yang
diperlukan/hari/pasien
4) Jam perawatan yang
diperlukan/ruangan/hari
5) Jam efektif setiap
perawat/bidan adalah tujuh jam per hari
Tabel. Contoh Perhitungan dalam satu ruangan
Berdasarkan Klasifikasi pasien
No.
|
Jenis
/ Kategori
|
Rata-rata
pasien/hari
|
Rata-rata
jam perawatan/pasien/hari
|
Jumlah
perawatan/hari
|
a
|
B
|
c
|
d
|
e
|
1
|
Pasien
penyakit dalam
|
10
|
3,5
|
35
|
2
|
Pasien
bedah
|
8
|
4
|
32
|
3
|
Pasien
gawat
|
1
|
10
|
10
|
4
|
Pasien
anak
|
3
|
4,5
|
13,5
|
5
|
Pasien
kebidanan
|
1
|
2,5
|
2,5
|
Jumlah
|
23
|
93,0
|
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan
adalah :
|
Jumlah
jam perawatan
Jam
kerja efektif per shif
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu
ditambah (faktor koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
|
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari
besar
Jumlah
hari kerja efektif
|
52 + 12 + 14 + = 78
hari
286
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan
tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs), seperti : membuat
perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien
dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah
tenaga keperawatan + loss day) x 25%
(13
+ 3,5) x 25% = 4,1
Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia + faktor
koreksi
=
16,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan 21 perawat/bidan)
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk
contoh tersebut adalah 21 orang.
Tingkat Ketergantungan Pasien :
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori
yang didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
Asuhan keperawatan minimal (minimal care),
dengan kriteria:
1. Kebersihan diri, mandi, ganti
pakaian dilakukan sendiri;
2. Makan dan minum dilakukan
sendiri;
3. Ambulasi dengan pengawasan;
4. Observasi tanda-tanda vital
dilakukan setiap sif;
5. Pengobatan minimal, status
psikologis stabil;
Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:
1. Kebersihan diri dibantu,
makan, minum, dibantu;
2. Observasi tanda-tanda vital
setiap 2-4 jam sekali;
3. Ambulasi dibantu, pengobatan
lebih dari sekali;
Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:
1. Sebagian besar aktivitas
dibantu;
2. Observasi tanda-tanda vital
setiap 2-4 jam sekali;
3. Terpasang folley
chateter, intake output dicatat;
4. Terpasang infus;
5. Pengobatan lebih dari sekali;
6. Persiapan pengobatan
memerlukan prosedur.
Asuhan keperawatan maksimal, dengan kriteria:
1. Segala aktivitas dibantu oleh
perawat;
2. Posisi pasien diatur dan
diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam ;
3. Makan memerlukan NGT dan
menggunakan suction;
4. Gelisah/disorientasi
Jumlah jam perawat yang dibutuhkan adalah :
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari
Jam efktif perawat
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut
ditambah (faktor koreksi) dengan :
Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
|
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari
besar
Jumlah
hari kerja efektif
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan
tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs) seperti contohnya;
membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan
pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.
(Jumlah tenaga keperawatan + loss day)
x 25%
DAFTAR PUSTAKA
DepKesRI (2003), Indonesia sehat 2010.Jakarta : Departemen Kesehatan R.I
Douglas, Laura Mae. (1992) The effective Nurse :
Leader and Manager ., 4 Th. Ed,.
Mosby -
year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing
management, a system approach. Third
Edition. Philadelphia :
WB Saunders.
Marquis, B.L. dan
Huston, C.J. (1998).Management
Decision Making for Nurses(3rd ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Marquis, B.L. dan
Huston, C.J. (2000).Leaderships
Roles and Management Functions in
Nursing (3rd
ed) Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory
management and leadership for
nurses. Canada : Jones and Barlett Publishers
medu lahh
BalasHapus